Opini

Al-Quds Saat Ini serta Peran Media dalam Perjuangan Palestina

Oleh : Jameel Dababat, Penulis Senior di Kantor Berita WAFA Palestina*

Palestina merupakan tanah suci bagi umat Islam serta tempat isra Nabi Muhammad Shallallahu ’Alaihi Wasallam. Nasibnya hingga kini masih menderita akibat penjajahan Israel sejak beberapa dekade.

Aktivitas Yahudisasi yang digiatkan oleh Israel khusuunya terhadap kawasan Al-Quds masih terus berlangsung. Di saat bersamaan mereka tidak henti-hentinya membangun pemukiman bagi warga Yahudi di tiap daerah dengan tujuan mengubah situs-situs suci umat Islam dan Arab serta melenyapkan bukti-bukti sejarah Islam yang sudah ada sejak dahulu kala.

Penulis bekerja meliput setiap peristiwa yang terjadi di Palestina sejak 15 tahun silam, khususnya di kawasan tepi Barat dan tanah Al-Quds. Sebagai warga Palestina dan seorang wartawan, Penulis sendiri dilarang sama sekali memasuki tanah Al-Quds selama 10 tahun tanpa alasan yang jelas. Hal serupa juga dialami mayoritas warga Palestina.

Untuk itu, Penulis perlu menjelaskan kepada masyarakat Indonesia bagaimana kondisi Al-Quds dan kawasan Palestina lainnya yang berada dalam jajahan Israel, khususnya beberapa tahun belakangan di mana banyak bermunculan media-media yang memberitakan seputar Palestina langsung dari sumber-sumber lokal.

Pelenyapan Eksistensi Palestina

Telah lama Penjajah Israel menerapkan kebijakan sistematis dalam rangka melenyapkan eksistensi Palestina dari tanah Al-Quds. Mereka berupaya dan bekerja setiap hari untuk mewujudkan hal tersebut.

Berikut ini, Penulis paparkan fakta-fakta seputar kota Al-Quds.

Berdasarkan data statistik terbaru, jumlah penduduk Palestina di kota Al-Quds, mencapai 300.000 jiwa dengan prosentasi 36 % dari total keseluruhan.

Israel berupaya menyingkirkan 200.000 warga Paletina yang tinggal di luar tembok yang dibangun oleh penguasa Israel di area Al-Quds.

Bukan rahasia lagi upaya memisahkan Al-Quds dari peta negara-negara Arab bertujuan agar warga Arab khususnya di tanah Al-Quds ini menjadi minoritas. Dengan kata lain menambah jumlah warga Yahudi di sana sehingga prosentase perbandingan warga Palestina dengan pemukim Yahudi menjadi 20 % banding 80 %.

Dari segi ekonomi, angka kemiskinan warga Palestina di Al-Quds mencapai 80 %, sedangkan jumlah pengangguran 20 %, yang 70 % di antaranya didominasi oleh perempuan.

Selain itu, sebanyak 250 dari 1.200 toko terancam ditutup akibat kebijakan Israel yang hendak mengisolasi Al-Quds.

Beberapa tahun belakangan hingga kini, Israel terus membangun pemukiman bagi warga Yahudi terutama di daerah Bab Al ‘Amud, Silwan dan daerah-daerah lainnya di kawasan Al-Quds. Bersamaan dengan itu, mereka juga tidak berhenti melakukan aktivitas penggalian di bawah Masjid Al-Aqsha yang menyebabkan beberapa pondasinya terancam rubuh kapan saja.

Kondisi kota Al Quds pun kian mengkhawatirkan. Warga Al-Quds merasa tidak aman akibat sejumlah penganiayaan yang dilakukan oleh Israel setiap hari baik di jalanan, pasar maupun rumah-rumah warga.

Belum lama ini, Masjid Al-Aqsha diserang oleh komunitas-komunitas Yahudi setiap harinya. Mereka pun dengan seenaknya memasuki Al-Aqsha dengan penjagaan pasukan Israel.

Beberapa bulan belakangan televisi-televisi lokal menyiarkan aksi pembunuhan oleh pasukan Israel terhadap pemuda dan pemudi Palestina. Di tengah itu militer Isreal juga terus menghancurkan rumah-rumah warga Palestina dan melepas identitas kewargaan penduduk Al-Quds dalam rangka mencabut hak tinggal mereka dan mengusir mereka keluar Al-Quds.

Di Kantor Berita WAFA, Penulis meliput situasi Palestina dari berbagai aspeknya. Aktivitas liputan baik dalam sekala lokal, nasional atapun internasional, sangat penting dilakukan untuk memaparkan betapa banyak realita-realita pahit yang dialami warga Palestina. Namun tidak terdengar oleh masyarakat internasional terutama apa yang terjadi di Al-Quds.

Tentu saja para wartawan Palestina yang bekerja di lapangan dan meliput peristiwa-peristiwa yang terjadi di Al-Quds dan kawasan lainnya di Palestina menghadapi bahaya besar. Mereka harus melewati serangkaian aturan yang sangat ketat dari pihak Israel untuk dapat meliput. Bahkan sering kali justru menjadi korban kekerasan tentara Israel seperti pemukukan, perusakan kamera dan penangkapan.

Menurut data statistik resmi Palestina sebanyak 19 wartawan Palestina dipenjara oleh Israel dalam beberap tahun hingga kini. Mereka mengalami penganiayaan dan bahkan ada di antara mereka yang tewas tertembak peluru Israel.

Data terbaru yang dirilis oleh Lembaga Pusat Hak-Hak Palestina menunjukkan bahwa sejak enam bulan terakhir sebanyak 280 awak media mengalami penganiayaan yang dilakukan oleh tentara Israel.

Melalui Konferensi Internasional Media Islam (International Conference Islamic Media – ICIM) diharapkan dapat terus melanjutkan perjuangan media-media dalam memberitakan situasi Palestina terutama kawasan kota Al-Quds. (Sumber: mirajnews.com)

 

*Disampaikan dalam Bahasa Arab dalam Konferensi Internasional Media Islam (International Conference Islamic Media – ICIM) yang diselenggarakan oleh Jama’ah Muslimin (Hizbullah) melalui Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj Islamic News Agency) bekerjasama dengan Kantor Berita ANTARA, Rabu, 25 Mei 2016. Diterjemahkan oleh Taufiqurrahman, Redaktur Bahasa Arab MINA, Editor: Ali Farkhan Tsani).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *