Tertundanya pelayaran Freedom Flotilla Coalition (FFC) tidak boleh menyurutkan upaya terus-menerus dalam membebaskan Masjid Al-Aqsha. Demikian dikatakan pembina utama Aqsa Working Group (AWG), Imaam Yakhsyallah Mansur, saat menyambut kepulangan tim Freedom Flotilla Indonesia di Jakarta, Sabtu (4/5).
Imaam Yakhsyallah mengatakan terkait tertundanya FFC, hal pertama, perjuangan pembebasan Masjid Al-Aqsha dan kemerdekaan Palestina harus terus dilanjutkan.
“Ini (tertundanya pelayaran Freedom Flotilla) dinamika. Bagi orang beriman tidak ada yang rugi, untung semua. Asalkan landasannya iman. Jangan sampai kendurkan semangat AWG dan Mae-C untuk terus bebaskan Al-Aqsha. Maka jangan lemah dan jangan merasa gagal,” katanya.
Kedua, koneksi hubungan selama di Turkiye antaraktivis lintas negara agar terus dibangun, baik muslim maupun non muslim.
Ketiga, progres pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) di Gaza harus terus berjalan dengan terus mengintensifkan komunikasi dengan Gaza.
Keempat, harus terus ada gerakan untuk mendesak dihentikannya genosida di Gaza. “Di Turkiye, di Amerika, Eropa kaum intelektual mahasiswa bergerak didukung dosen nya. Permusuhan dunia terhadap Israel, belum pernah semasif dan sebanyak seperti sekarang ini,” ujarnya.
Kelima, fenomena keruntuhan Israel sudah tampak sekali akhir-akhir ini. “Hanya kita tidak usah tentukan waktu, urusan Allah. Tertundanya pelayaran Freedom Flotilla ada hikmahnya. Kalau berhasil mungkin akan kendur. Imaam yakin kalian kecewa tapi akan menimbulkan semangat untuk kembali berangkat,” ujarnya.
Sebagai informasi, pelayaran Armada Freedom Flotilla Coalition (FFC) kembali tertunda karena belum mendapat izin dari otoritas Turkiye. Meski begitu, sama sekali tidak mematahkan semangat aktivis Freedom Flotilla Coalition (FFC) yang berasal lebih dari 40 negara untuk tetap akan berlayar membuka blokade Gaza.
Hal itu terungkap dengan jelas, ketika para peserta FFC kembali berunjuk rasa di alun-alun Sultan Ahmed Istanbul Turkiye, Sabtu (27/4). Unjuk rasa dilakukan usai Komite Tinggi FFC menggelar Konferensi Pers yang menyatakan akan terus berupaya agar pelayaran menembus blokade Gaza tetap dapat terwujud.
Ada beberapa tuntutan yang disuarakan peserta aksi, di antaranya buka blokade Gaza, hentikan genosida, izinkan kapal Freedom Flotilla berlayar menembus blokade Gaza membawa bantuan kemanusiaan, dan bebaskan Palestina, wartawan MINA melaporkan langsung dari Istanbul, Turkiye.
Sekitar 1000 lebih aktivis semula akan berlayar dalam misi kemanusiaan Freedom Flotilla untuk menembus blokade Gaza, termasuk enam WNI, terdiri dari dua aktivis Aqsa Working Group (AWG), satu aktivis Maemuna Center (Mae-C), satu aktivis Taqwa Squad ditambah dua orang jurnalis, yaitu satu dari Minanews dan satu dari Metro TV.
Saat ini para aktivis itu telah kembali ke negara masing-masing. Enam WNI itu telah tiba di Indonesia pada Sabtu (4/5).
Freedom Flotilla Coalition (FFC) sedang mempersiapkan armada tambahan yang lebih besar lagi untuk menembus blokade Gaza pasca ditundanya pelayaran akibat intervensi Israel.
Komite Tinggi FFC, Ismail Songur pada Jumat (3/5) mengatakan, “Kita akan tetap berlayar, dan kami sedang mempersiapkan armada lain yang lebih besar dari ini.
Ismail juga mengatakan, ada beberapa negara lain yang juga sedang mempersiapkan armada nya untuk bersama berlayar melintasi laut Mediterania untuk menembus blokade Gaza. ***