Bismillahirrahmanirrahim
Dengan penuh tanggung jawab moral, kepedulian kemanusiaan, dan komitmen perjuangan terhadap pembebasan Masjid Al-Aqsa dan tanah Palestina, kami dari Aqsa Working Group (AWG) menyampaikan pernyataan sikap terkait pernyataan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, yang disampaikan di hadapan Presiden Prancis, Emmanuel Macronpada Rabu, 28 Mei 2025, yang menyebut bahwa Indonesia akan mengakui negara Israel jika Palestina merdeka.
Kami menyatakan hal-hal berikut:
- Pernyataan yang Tidak Perlu dan Berpotensi Disalahpahami. Menyampaikan kesiapan mengakui “Israel” sebagai negara dalam kondisi saat ini—di tengah agresi brutal, penjajahan yang belum berakhir, dan pembantaian yang terus berlangsung—merupakan pernyataan yang tidak perlu, bahkan menyesakkan nurani. Ucapan semacam itu bisa dimanfaatkan oleh pihak-pihak pro-Zionis Israel sebagai legitimasi terhadap eksistensi entitas penjajah, padahal penderitaan rakyat Palestina belum berakhir.
- Tidak Ada Kemerdekaan Sejati Jika Penjajah Diberi Pengakuan. Kemerdekaan Palestina tidak sekadar simbolik atau administratif, melainkan harus meliputi kedaulatan penuh dari Sungai Yordan hingga Laut Tengah, termasuk pembebasan Yerusalem sebagai ibu kota Palestina, hak untuk kembali bagi para pengungsi, mengembalikan harta benda bangsa Palestina yang dirampas (restitusi), dan menuntut, mengadili, dan menghukum para pelaku kejahatan kemanusiaan.Maka, menyandingkan kemerdekaan Palestina dengan pengakuan terhadap “Israel” adalah narasi yang berpotensi mengaburkan makna sejati keadilan.
- Pengakuan terhadap “Israel” Adalah Penghinaan terhadap Korban Kejahatan Kemanusiaan. Mengakui “Israel”, bahkan dalam bentuk pernyataan bersyarat sekalipun, berarti membuka ruang kompromi terhadap sejarah panjang kejahatan, perampasan tanah, pelanggaran HAM, dan genosida terhadap rakyat Palestina. Ini bukan sekadar masalah diplomasi, melainkan masalah moral dan akhlak kemanusiaan.
- Meminta Presiden Prabowo untuk Mengklarifikasi dan Menegaskan Posisi Indonesia. Kami mendesak Presiden Republik Indonesia untuk segera mengklarifikasi maksud pernyataan tersebut, serta menegaskan kembali bahwa Indonesia akan tetap konsisten menolak segala bentuk penjajahan dan tidak akan pernah mengakui eksistensi negara “Israel” dan Palestina harus benar-benar merdeka secara menyeluruh.
- Menyerukan Umat dan Bangsa untuk Tetap Istiqamah Membela Palestina. Kami mengajak seluruh elemen bangsa, umat Islam, dan para pemimpin negeri ini untuk tetap teguh dalam membela Palestina, menolak normalisasi dengan “Israel” dan terus memperkuat dukungan terhadap perjuangan rakyat Palestina hingga kemerdekaan penuh dan pembebasan Al-Aqsa terwujud.
Allahu Akbar! Al Aqsa Haqquna!
Tidak akan pernah ada damai di tanah yang dijajah, dan tidak akan ada pengakuan bagi mereka yang merampas dengan darah dan senjata.
Bekasi, 01 Dzulhijjah 1446H/28 Mei 2025M
Pengurus Pusat Aqsa Working Group
M. Anshorullah (Ketua Presidium)