Aksi & Pergerakan
Pernyataan Sikap Aqsa Working Group Atas Dua Tahun Perlawanan Pejuang Palestina Thufan Al-Aqsa
Nomor: 15/B4/SPn/PS-HQ/AWG/IV/1447
Dua tahun pascaperistiwa bersejarah Thufan Al-Aqsa (7 Oktober 2023), dunia masih menyaksikan getarannya. Thufan Al-Aqsa bukan hanya sebuah perlawanan bersenjata, tetapi sebuah sejarah yang menjadi marwah Bangsa Palestina, hingga berhasil membangkitkan solidaritas global yang tak terbendung. Thufan Al-Aqsa telah membuka mata dunia: bahwa perjuangan Palestina adalah perjuangan kemanusiaan, dan wajah asli Zionisme adalah penjajahan serta genosida.
Perjuangan ini dibayar dengan pengorbanan yang sangat besar. Hari ini, Selasa 7 Oktober 2025, genap 730 hari genosida Zionis Israel di Jalur Gaza. Dalam 24 jam terakhir, 21 warga Palestina gugur syahid dan 96 lainnya luka-luka. Sejak dimulainya apa yang disebut “koridor bantuan” Amerika–Zionis pada 26 Mei 2025, tercatat 2.610 syahid dan 19.143 luka-luka. Sejak 18 Maret 2025, jumlah korban mencapai 13.568 syahid dan 57.638 terluka. Secara total terhitung dari 7 Oktober 2023 hingga kini, sebanyak 67.160 syahid dan 169.679 terluka.
Angka-angka ini adalah bukti sahih bahwa yang terjadi di Gaza adalah genosida sistematis. Bukan “serangan balasan” sebagaimana klaim antek-antek Zionis. Alih-alih berani menghadapi faksi-faksi pejuang, entitas penjajah itu menyasar masyarakat sipil yang tak bersenjata. Inilah wajah asli Zionisme: penjajahan, pembersihan etnis, dan pemusnahan bangsa.
Karena itu, pada peringatan 2 tahun Thufan Al-Aqsa, Aqsa Working Group menyampaikan pernyataan sikap sebagai berikut:
- Operasi Thufan Al-Aqsa adalah respon bangsa Palestina terhadap nakba (malapetaka) yang masih terus terjadi di Palestina (on going nakba). Berbagai operasi yang dilakukan oleh bangsa Palestina adalah perlawanan sah terhadap penjajahan Zionis Israel. Bukan hanya operasi Thufan Al-Aqsa, 7 Oktober 2023, tetapi seluruh perjuangan rakyat Palestina setidaknya sejak 1947 adalah bagian dari perlawanan terhadap penjajah yang ingin merampas tanah air dan tempat suci mereka. Operasi Thufan Al-Aqsa juga merupakan respon terhadap PBB dan pemimpin dunia yang gagal menghentikan kedzaliman Zionis Israel;
- Operasi Thufan Al-Aqsa merepresentasikan perlawanan nasional, bukan hanya faksi tertentu. Bahkan, meskipun (mungkin) tidak direncanakan, terwujud kerjasama yang sangat produktif bagi Palestina. Perlawanan di medan pertempuran yang dilakukan oleh sayap militer semua faksi dan diplomasi yang dilakukan oleh Otoritas Palestina di berbagai forum internasional seperti PBB, ICJ, dan ICC telah berhasil meningkatkan solidaritas global pada Palestina dan Masjid Al Aqsa. Karena itu, kerjasama itu haruslah ditingkatkan menjadi persatuan nasional yang permanen. Karena persatuan adalah kunci kemerdekaan Palestina dan pembebasan Masjid Al-Aqsa;
- Operasi Thufan Al-Aqsa menjungkir balikkan narasi Zionis bahwa entitas itu adalah korban holokaus yang berhak memiliki rumah nasional yahudi di tanah Palestina. Maka siapapun yang berseberangan dengan mereka berarti antisemit. Narasi itu mereka bangun selama lebih dari 8 dekade. Operasi Thufan Al-Aqsa justru membongkar wajah asli Zionis Israel, yaitu genosida atau holokaus itu sendiri, penjajahan, dan apartheid. Hal itu diafirmasi oleh masyarakat global bahwa perjuangan rakyat Palestina sejak 1947, termasuk peristiwa 7 Oktober adalah hak mereka dalam mempertahankan tanah air dan tempat suci mereka dari penjajahan Zionis Israel. Bukan terorisme;
- Operasi Pedang Besi Zionis yang bertujuan membebaskan sandera dan mengeliminasi Hamas, telah gagal. Sampai hari ini setelah 2 tahun, sandera tidak berhasil dibebaskan dan Hamas dan banyak sayap militer faksi lainnya masih terus kuat melawan. Sebaliknya saat ini Zionis Israel telah menjadi negara yang terkucilkan (pariah state). Negara-negara barat yang selama puluhan tahun menjadi sekutu Zionis, satu demi satu berbalik menjadi pendukung Palestina;
- Amerika Serikat semakin memperkuat citranya sebagai imperialis moderen karena mendukung bahkan membiayai kedzaliman Zionis Israel di Palestina dan sekitarnya. Karena itu pada dasarnya pemerintah Amerika secara defacto telah menjadi bagian dari zionisme internasional. Padahal kebijakan mereka ditentang oleh banyak warganya. Bahkan Aaron Bushnel sampai membakar diri sampai wafat karena penentangannya pada kebijakan Amerika terhadap Zionis Israel. Inisiatif Trump Plan sejatinya hanyalah bentuk lain dari imperialisme ala Amerika dan Zionis Israel yang harus ditolak dan dicegah;
- PBB telah gagal memainkan peran yang seharusnya; mencegah dan menghentikan kejahatan Zionis Israel. Padahal merekalah, bersama Amerika yang menjadi penyebab dehumanisasi di Palestina saat menetapkan partition plan melalui Resolusi PBB no 181 tahun 1947. AWG menegaskan, bahwa reformasi komposisi anggota tetap DK PBB dan menghapus hak veto. Karena dewan tertinggi di PBB ini justru menjadi penghalang perdamaian di Palestina dan Timur Tengah;
- Khusus untuk Indonesia, agar memperkuat dukungannya secara menyeluruh, bukan hanya dukungan dalam konteks politik dan kemanusiaan, melainkan juga dalam hal ekonomi, Indonesia harus melakukan boikot semua kepentingan ekonomi yang terafiliasi dengan entitas Zionis Israel.
Hari ini dunia menyaksikan genosida paling brutal abad modern. Namun kami meyakini, sebagaimana janji Allah, bahwa kemenangan itu pasti: Palestina akan merdeka, kAl-Aqsa akan bebas, dan zionisme akan hancur.
Allahu Akbar! Al-Aqsa Haqquna!
Bekasi, 7 Oktober 2025
Ketua Presidium AWG
Muhammad Anshorullah