Organisasi kepalestinaan, Aqsa Working Group (AWG) menyebut para pejuang Palestina mempertaruhkan nyawa dan harta mereka demi menjaga kesucian Masjid Al-Aqsa.
Pernyataan tersebut merujuk pada serangan perlawanan faksi-faksi Palestina 7 Oktober 2023 atau yang dikenal Taufan Al-Aqsa (Badai Al-Aqsa).
Hal itu disampaikan Ketua Presidium AWG, Nur Ikhwan Abadi tepat di hari ke 324 genosida Zionis Israel di Jalur Gaza.
Nur Ikhwan memaparkan, alasan utama para pejuang Palestina melakukan serangan Badai Al-Aqsa ialah diamnya bangsa Arab dan umat Islam di seluruh dunia ketika Masjid Al-Aqsa dinodai.
“Alasan utama melakukan serangan 7 Oktober karena Zionis sedang merancang RUU yang akan membagi Masjid Al-Aqsa; 30 persen untuk Muslim sedangkan 70 persen untuk Yahudi. Ini sudah diperingatkan jauh-jauh hari oleh para pejuang Palestina,” ujarnya saat mengisi acara Taklim Gabungan Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Wilayah Jabotabekban-NTB di Masjid At-Taqwa, Cileungsi, Bogor, Ahad (25/8).
Bahkan, kata Nur Ikhwan, dua hari sebelum perlawanan Badai Al-Aqsa dilancarkan, tepatnya 5 Oktober 2023 Zionis Israel menyembelih sapi merah di dekat kompleks Masjid Al-Aqsa yang menandakan mereka merayakan kemenangan untuk menguasai kiblat pertama umat Islam itu.
“Para pejuang Palestina telah memperingatkan dunia Islam dan bangsa Arab bahwa masjid kita ini dalam bahaya, kiblat pertama kita dalam bahaya, ayo sama-sama bergerak. Tapi diamnya umat Islam, tidak bergeraknya bangsa Arab ini yang menyebabkan pejuang Palestina melakukan perlawanan pada 7 Oktober,” jelasnya.
“Para pejuang di sana pasang badan untuk membela Masjid Al-Aqsa, mereka tahu persis apa yang akan mereka hadapi setelah melakukan perlawanan itu, mereka tahu persis nyawa mereka akan hilang, harta mereka akan musnah ketika melakukan perlawanan, tapi mereka tidak mempedulikan itu. Para pejuang palestina sedang membela hak kita, hak seluruh umat Islam di dunia,” tegas Nur Ikhwan.
Dia mengungkapkan bahwa di semester pertama tahun 2024 ini, hampir 30.000 Yahudi ekstremis yang merupakan pemukim ilegal di Palestina telah melakukan penistaan terhadap Masjid Al-Aqsa di bawah perlindungan tentara pendudukan Israel.
Lebih lanjut, Nur Ikhwan menyampaikan, Badai Al-Aqsa juga didasari oleh penjajahan Israel selama 76 tahun di tanah Palestina.
“Sehingga serangan 7 Oktober menjadi sebuah aksi yang normal dilakukan oleh bangsa yang dijajah untuk melakukan perlawanan,” ucapnya.
Dia menekankan kepada seluruh Muslim di dunia serta para pemimpin negara Arab untuk memberikan perhatian penuh terhadap Masjid Al-Aqsa yang saat ini dalam bahaya dan masih terus dinodai oleh Zionis Israel.***