Pernyataan Sikap, Press Release

Pernyataan Sikap Aqsa Working Group Atas Rencana Donald Trump Terhadap Gaza (Trump Plan) dan Dukungan Negara Arab dan Muslim, Termasuk Indonesia

Nomor: 14/B4/SPn/PS-HQ/AWG/IV/1447

Senin (29/9), Presiden Amerika Donald Trump mengumumkan 20 poin yang disebutnya sebagai ‘rencana perdamaian’ untuk Gaza. Rencana tersebut diluncurkan tidak lama setelah Amerika secara sewenang-wenang melakukan veto di Dewan Keamanan (DK) PBB pada Kamis (18/9), memblokir resolusi yang menyerukan gencatan senjata segera, tanpa syarat, dan permanen di Gaza yang telah disetujui oleh 4 dari 5 anggota tetap DK PBB. Veto tersebut menjadi veto ke-6 Amerika yang menolak resolusi kemanusiaan atas Gaza sejak genosida dua tahun yang lalu. Dalam rencananya, Trump ‘memberikan’ waktu 4 (empat) hari bagi kelompok perjuangan Palestina untuk menerima 20 poin tersebut yang klaimnya, telah disetujui oleh Netanyahu.

Nahasnya, sesaat setelah rencana itu terkuak kepada publik, negara-negara Arab dan muslim, termasuk Indonesia, dengan cepat menyampaikan dukungannya terhadap rencana Trump tersebut. Dukungan itu hanyalah menggambarkan inferioritas dan dependensi negara-negara itu termasuk Indonesia dan mengabaikan hak-hak bangsa Palestina untuk mempertahankan diri dari kedzaliman dan penjajahan Zionis di tanah air mereka dan Masjid Al Aqsa. Bahkan menyetujui stigma teroris yang disematkan oleh Trump kepada pejuang perlawanan Palestina. Dalam posisi ini, negara-negara itu benar-benar telah menjadi ‘lawan’ bagi perjuangan rakyat Palestina dihadapan Allah ‘Azza wa Jalla.

Aqsa Working Group (AWG), dengan penuh rasa keprihatinan dan dengan mempertimbangkan nilai-nilai perjuangan dan kemanusiaan, serta didasari oleh ajaran agama Islam, menegaskan hal-hal berikut:

  1. Rencana Trump tersebut adalah bentuk imperialisme baru ala Amerika, yang bahkan tidak menyinggung status Palestina sebagai negara merdeka dan berdaulat, justru mengisyaratkan pelegalan dominasi asing atas tanah air Palestina. Rencana tersebut tidak ubahnya dengan praktik aneksasi dan penjajahan Zionis Israel terhadap wilayah kedaulatan Palestina di Tepi Barat, yang berdasarkan keputusan Mahkamah Internasional (ICJ) adalah melanggar hukum internasional dan seharusnya Zionis Israel telah hengkang dari wilayah Tepi Barat sejak batas waktu 12 bulan yang berakhir pada 18 September lalu;
  2. 20 poin yang disebut ‘rencana perdamaian’ oleh Trump hanya disusun semata-mata berdasarkan kepentingan Zionis Israel, yang mengokohkan impunitas Zionis Israel atas pelanggaran hukum internasional. Tidak adanya poin akuntabilitas hukum terhadap kejahatan kemanusiaan Zionis Israel pada rencana Trump, bertentangan dengan putusan ICJ dan dakwaan ICC. Ini merupakan penghinaan terhadap legitimasi hukum internasional;
  3. Rencana tersebut menjadi bukti arogansi Amerika dan upaya men-delegitimasi kewenangan dan hak PBB. Kesewenangan Trump melalui hak veto telah menolak resolusi yang diusulkan secara resmi melalui DK PBB, justru mengajukan rencana atas namanya sendiri dengan menggandeng Zionis Israel, menuntut pejuang Palestina untuk serta merta menerima poin-poin tersebut tanpa memberikan ruang yang adil bagi bangsa Palestina termasuk para pejuang. Undangan Trump terhadap Tony Blair dalam rencana tersebut menunjukkan lemahnya ‘perdamaian’ dimaksudkan Trump, terlebih Tony Blair nyatanya adalah dalang dari dehumanisasi di kawasan Timur Tengah;
  4. AWG menuntut negara-negara yang telah menyatakan dukungan terhadap Rencana Trump agar menarik diri secepatnya dan kembali pada konsensus global bahwa genosida harus dihentkan tanpa syarat dan para pelakunya harus segera diadili di Mahkamah Internasional, sebagaimana telah diputuskan oleh ICJ dan ICC;
  5. AWG menegaskan bahwa satu-satunya jalan untuk terciptanya perdamaian di Palestina, Timur Tengah, bahkan dunia adalah One Palestine State bukan two state solution. Yaitu negara Palestina yang berdaulat, dimana semua orang dapat tinggal di sana, termasuk orang-orang Yahudi;
  6. Kepada bangsa Palestina dan umat manusia, AWG menyerukan untuk tetap tabah, sabar, dan istiqomah dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina dan pembebasan Masjid Al Aqsa tanpa syarat. Perjuangan ini sejatinya adalah perjuangan seluruh umat manusia untuk menegakkan keadilan dan menghapuskan penjajahan di muka bumi.

Allahu Akbar! Al Aqsa Haqquna!

Bekasi, 2 Oktober 2025

Ketua Presidium AWG
Muhammad Anshorullah