“Tidak boleh ada pelanggaran HAM termasuk pelanggaran hak bangsa Palestina oleh Zionis. Maka mengembalikan tanah Palestina kepada bangsa Palestina sebagai pemiliknya harus segera dilakukan,” pesan Imaam Yakhsyallah Mansur.
Selain menggalang solidaritas Palestina, rangkaian acara di IMC yang bertajuk “Literacy Exhibition bersama Bulan Solidaritas Palestina” ini juga dilaksanakan untuk memperingati Hari Pahlawan Nasional yang jatuh pada 10 November.
Dengan tema “Mencari solusi untuk permasalahan Palestina,” talkshow ini diselenggarakan pada Rabu, 29 November 2023 di Aula SKSG, Gedung IASTH lantai 5, Kampus UI Salemba, Jakarta Pusat, bertepatan dengan Hari Solidaritas Internasional untuk Palestina.
Acara ini berlangsung di Auditorium Lantai 5, Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) UIN Syarif Hidayatullah, Ciputat, Tangerang Selatan pada Rabu, 15 November 2023, bertepatan dengan Hari Deklarasi Palestina Merdeka.
Pembukaan BSP 2023 ini dilengkapi dengan pameran foto dan pelelangan lukisan bertema Palestina karya Marina Anjani. Lukisan yang telah ditandatangani oleh Fadli Zon dan Imaam Yakhsallah Mansur tersebut dilelang mulai dari harga Rp 5 juta. Hasil dari pelelangan itu akan disalurkan untuk Palestina. Pelelangan lukisan ini akan ditutup pada 30 November 2023.
Ketua Panitia Pelaksana BSP 2023 Rifa Berliana Arifin menjelaskan, kegiatan Bulan Solidaritas Palestina kali ini mengambil tema sentral “Bergerak Berjamaah Tolak Pemisahan Masjidil Aqsa,” akan digelar selama sebulan penuh dari Selasa, 1 November 2023 – Selasa, 29 November 2023.
Fadli Zon mengapresiasi kegiatan penggalangan solidaritas terhadap Palestina yang dilakukan Aqsa Working Group (AWG) dan mendukung penyelenggaraan kegiatan Bulan Solidaritas Palestina (BSP) yang diinisiasi AWG.
Wisnu menyarankan, untuk menggerakkan kegiatan BSP 2023 secara masif, AWG perlu membuat acara-acara yang disukai anak muda. Dengan memanfaatkan bonus demografi di Indonesia yang telah mencapai sekitar 70 persen, BSP 2023 akan lebih menarik perhatian publik, terutama pemuda.
Siti Fadilah memiliki latar belakang di bidang kesehatan sebagai ahli jantung dan seorang Menkes yang gigih memperjuangkan kemanusiaan dan menentang ‘penyimpangan’ WHO (World Health Organization) hingga pernah mendekam di jeruji besi selama empat tahun karena difitnah sebagai koruptor dan teroris.
