Artikel

Boikot Zionis Israel Itu Penting Ga Sih?

BismilLah.
Hari-hari belakangan ini kata “Boikot” serasa bertebaran dimana-mana, tak perduli media cetak maupun elektronik, utamanya setelah perhelatan KTT OKI di Jakarta, awal Maret lalu. Apalagi Deklarasi Jakarta sebagai hasil KTT OKI tersebut memuat pernyataan Boikot Produk Israel.

Secara bahasa -berdasar situs Merriam-Webster-, istilah ini datang dari kisah “Charles Boycott” pada tahun 1870-an. Ia seorang pensiunan tentara Inggris yang mencoba mengusir petani penggarap karena mereka menolak membayar sewa tanah yang sangat mahal. Namun, pada akhirnya justru ia yang ditinggalkan oleh petani dan buruh penggarap, sehingga tanaman miliknya busuk. Nasib buruk Charles Boycott inilah yang kemudian terkenal dan menjadikan namanya sebagai strategi protes bernama “Boycott”.

Nah, terlepas dari pro-kontra terkait Boikot, sebaiknya kita -selaku muslimin- menelaah balik apa boikot itu dari sejarah ummat Islam sendiri. Dengan menengok ke belakang, diharapkan muslimin tidak hanya ikut-ikutan, tetapi mengetahui dengan baik apakah boikot itu terjadi di masa RosululLoh shollalLohu ‘alayhi wa sallam atau tidak, dan bagaimana sikap beliau terhadapnya?

Bila menilik sejarah ummat Islam, umumnya kita akan terpaku pada peristiwa yang menonjol yakni boikot kaum Quroisy terhadap Bani Hasyim. Pemboikotan itu mengikat secara sosial, dengan cara tidak berhubungan jual-belli dan menikah diantara pihak yang berseteru. Boikot tersebut berlangsung selama tiga tahun sehingga amat menyusahkan muslimin dan pihak Bani Hasyim, yang melindungi mereka karena pembelaan Abu Tholib, paman RosululLoh. Kisah ini amat terkenal dalam kitab-kitab tarikh Islam, sekaligus menjadi bukti bahwa musuh-musuh muslimin akan berupaya sekuat tenaga guna menghadang meluasnya da’wah Al-Islam.

Tetapi jangan lupakan pula bagaimana kisah boikot seorang Raja Yamamah, sebuah wilayah sejauh 900 km arah timur-laut dari kota Makkah. Beliau adalah Tsumamah bin Utsal Al-Hanafi, yang telah berbai’at masuk Islam dan menyatakan boikotnya secara terang-terangan di Makkah. Bacalah sendiri kisahnya di kitab hadits shohihain berikut,

“Ketika ia (Tsumamah bin Utsal Al-Hanafi) sampai di Makkah, seseorang berkata kepadanya, “Apakah engkau bertukar agama?” Ia menjawab, “Tidak, tetapi aku telah Islam bersama Muhammad shollalLohu ‘alayhi wa sallam, dan DEMI ALLOH tidaklah kalian dapatkan sebutir gandum dari Yamamah, kecuali dengan idzin dari Nabi shollalLohu ‘alayhi wa sallam !” (HR.Bukhori 4024 dan Muslim 3310)

Lalu bagaimana tindakan RosululLoh atas sikap boikot Tsumamah bin Utsal Al-Hanafi itu? Mari kita simak kisahnya sebagai berikut,

“Pada saat itu, Yamamah adalah pemasok bahan makanan bagi Makkah. Tsumamah kembali ke negerinya dan melarang pengiriman gandum ke Makkah, sehingga orang-orang Quroisy kekurangan makanan dan kelaparan. Mereka pun menulis surat kepada RosululLoh shollalLohu ‘alayhi wa sallam, memohon dengan hubungan kasih-sayang, agar beliau menulis surat kepada Tsumamah guna mengirimkan kembali gandum kepada mereka (di Makkah). Maka RosululLoh shollalLohu ‘alayhi wa sallam memperkenankannya.” (Ar-Rohiqul Makhtum li Syaikh Shofiyur Rohman Al-Mubarokfury, terjemah Al-Kautsar, hal.416)

Ya, aksi Raja Yamamah yang bernama Tsumamah bin Utsal Al-Hanafi itu ternyata berlangsung cukup lama, sehingga persediaan makanan di kota Makkah habis, bahkan mengakibatkan penduduknya kelaparan. Tidakkah kita tahu bahwa itulah boikot muslimin terhadap kaum Quroisy?

Tidak didapatkan keterangan bahwasanya Muhammad RosululLoh shollalLohu ‘alayhi wa sallam menampakkan kemarahan atas aksi Tsumamah tersebut. RosululLoh hanya menuliskan surat agar Tsumamah mengirimkan kembali bahan makanan yang mereka perlukan, itu pun atas permohonan penduduk Makkah, sedangkan Rosul saat itu sudah hijroh ke Madinah.

Lalu apa hubungan kisah Tsumamah bin Utsal dengan boikot kita terhadap Zionis Israel? Nah mari cermati hadits berikut,

Dari Anas rodhiyalLohu ‘anhu yang berkata, “RosululLoh shollalLohu ‘alayhi wa sallam bersabda, “Tolonglah saudaramu yang berbuat zholim dan yang di-zholimi.” Mereka (para shohabat) bertanya, “Wahai RosululLoh, kami paham menolong orang yang di-zholimi, tapi bagaimana kami menolong orang yang berbuat zholim?” Beliau bersabda, “Pegang tangannya (agar tidak berbuat zholim) !” (HR.Bukhori 2264 dan Muslim 4681)

Hadits diatas jelas merupakan sandaran hujjah -dalil- bagaimana sikap dan tindakan muslimin satu kepada muslimin lainnya. Pertanyaan shohabat atas perintah RosululLohatas yang pertama menjadi benang merah upaya boikot terhadap musuh muslimin.

Perhatikan kalimat, “Bagaimana kami (yakni kita, muslimin hari ini) menolong orang yang berbuat zholim (muslimin yang membantu Zionis Israel, dengan cara membeli produk mereka)?”

Jawab beliau shollalLohu ‘alayhi wa sallam adalah : “Pegang tangannya (tangan muslim itu, agar ia tidak membeli produk pendukung Zionis Israel) !”

Menarik perkataan Tsumamah bin Utsal Al-Hanafi, seorang Raja Yamamah yang lantang dan mampu berkata, “DEMI ALLOH tidaklah kalian (Quroisy) dapatkan sebutir gandum dari Yamamah, kecuali dengan idzin dari Nabi shollalLohu ‘alayhi wa sallam !”

Maka apakah kita, muslimin hari ini -dengan selemah-lemah keadaan- tidak sanggup berkata, “DEMI ALLOH tidaklah kalian (Zionis Israel) dapatkan satu rupiah pun dari uangku, kecuali dengan idzin dari Imamul Muslimin (pengganti Nabi shollalLohu ‘alayhi wa sallam) !”

Ingatlah… Tanah dan harta muslimin Palestina telah dirampok Zionis, apakah kita akan diam?
Siksaan fisik terus menimpa muslimin Palestina akibat kekejian Zionis, apakah kita akan diam?

Kehormatan muslimin Palestina dicabik-cabik oleh kebiadaban Zionis, apakah kita tetap diam jua?
Darah muslimin Palestina layak ditebus dengan darah pula, tapi kita pun mengaku belum mampu berbuat apa-apa?

Lalu apakah boikot produk pendukung Zionis Israel jadi tidak penting bagi aku, bagi kamu, bagi kita, muslimin di seantero dunia???
bds04-daftar-boikot-082014
Yuk kita mulai berbuat hal yang “kecil”, lakukan boikot produk pendukung Zionis. Runtuhkan kesombongan mereka dengan kelemahan kita mengadu kepada Alloh Ta’ala. Lakukan jihad boikot, walau sekedar tidak membeli produk pendukung Zionis, dan silakan beli produk lainnya.

Jangan tunda lagi, Zionis Israel mulai kepayahan dengan gerakan boikot masyarakat Eropa. Yuk sempurnakan dengan boikotnya muslimin, diri kita ini. Kita lebih berhak berjihad membela muslimin Palestina daripada orang lain. Ingatlah firman Alloh Tabaroka wa Ta’ala berikut,

وَالَّذِينَ كَفَرُوا بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ ۚ إِلَّا تَفْعَلُوهُ تَكُنْ فِتْنَةٌ فِي الْأَرْضِ وَفَسَادٌ كَبِيرٌ

Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain. Jika kamu (hai muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Alloh itu (menjadi pelindung muslimin lainnya), niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar. (QS.Al-Anfal 73)

One thought on “Boikot Zionis Israel Itu Penting Ga Sih?

  1. Istifa Rohani berkata:

    Boikot produk pro Israel adalah hal yang bisa kulakukan saat ini, semoga Allah mengampuni aku dan saudara muslim lainnya yang hanya mampu melakukan hal kecil untuk perjuangan ummat, InsyaAllah aku akan berusaha lebih baik lagi agar mampu membantu lebih banyak. We love Palestine, We Always ❤

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *