Berita

Webinar Internasional AWG Sepakati Persatuan Bisa Membuat Al Aqsha Merdeka

AWG – Sebuah webinar internasional yang diselenggarakan Aqsa Working Group (AWG) menghadirkan para pembicara Muslim dari berbagai negara, di mana mereka menyepakati pentingnya persatuan umat Islam dunia untuk bisa membebaskan Al Aqsha dan Palestina dari penjajahan.

Para pembicara yang hadir mulai dari Palestina, Inggris , Afrika Selatan, Indonesia dalam presentasinya masing-masing menyadari pentingnya persatuan sebagaimana hal ini menjadi sebuah kekuatan besar yang saat ini tidak disadari banyak pihak, termasuk umat Islam sendiri.

Ahmad Abdel Malik, akademik asal Nigeria, menyinggung persamaan apartheid yang terjadi di Afrika Selatan (Afsel) dan apartheid yang dilakukan Israel. Di negaranya, apartheid dilakukan sekelompok kecil tidak hanya untuk memisahkan ras kulit putih (minoritas) dengan ras kulit hitam (mayoritas) namun juga memisahkan suku-suku di dalam ras hitam sendiri sehingga membuat banyak pihak geram dan dengan persatuan bisa menjadi solusi berhentinya apartheid di negara itu.

“Karena persatuan dan solidaritas yang telah mengakhiri apartheid di Afrika Selatan, solidaritas dari masyarakat di dalam negeri dan juga solidaritas dari luar negeri. Karenanya Solidaritas adalah solusi yang bisa meruntuhkan apartheid Israel juga,” kata Ahmad dalam webinar yang berlangsung pada 3 April 2021 bertepatan dengan perayaan ke-13 berdirinya AWG.

Sementara itu, Direktur Middle East Monitor (MEMO) London, Daud Abdullah, menyebut kekuatan solidaritas persatuan dalam gerakan yang dikenal dengan Boycott Divestment and Sanction (BDS) yang bermula dari gerakan kecil kini telah sangat berpengaruh dan tersebar di berbagai belahan dunia.

Melalui berbagai boikot internasional terhadap produk-produk yang mendukung penjajahan Israel, BDS menjadi gerakan yang ditakuti.

“Karena kekuatan ini, banyak negara-negara Eropa yang mendukung Israel menolak gerakan ini, seperti Jerman, Austria dan Perancis, mereka menyebut gerakan ini kriminal,” kata Daud dalam presentasinya.

Para pembicara lainnya seperti Direktur Timteng Kemlu Bagus Hendraning Kobarsyih dan juga Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri MUI Sudarnoto Abdul Hakim menyuarakan isu yang sama, menegaskan peran Indonesia yang selalu kuat untuk kemerdekaan Palestina. Bahkan dalam berbagai ajang internasional pun Indonesia turut dikenal sebagai negara pendukung Palestina.

Hal ini diapresiasi akademik asal Palestina Mahmoud Anbar yang menyebutkan bisa melihat upaya rakyat Indonesia sejak dulu. Bahkan persatuan yang selalu dikampanyekan Indonesia telah mengena bagi rakyat Palestina.

“Isu Palestina ini adalah isu umat sedunia, kewajiban kita bersama, karenanya ini adalah tanggung jawab kita semua,” katanya menyimpulkan.

Sementara itu, Ahli Filologi Islam UNAIR Surabaya Menachem Ali menilai masyarakat untuk lebih memahami akar konflik dari banyak kitab umat, bukan dari satu kitab saja. Dia meneliti literasi kitab suci bahkan dari sumber Israel yang berbahasa Ibrani.

Dia juga menyebut, persatuan umat Islam selama ini ada pada ikon Palestina di Masjdiil Aqsha, sambil menunjukkan salah satu masjid yang sudah dikenal di seluruh dunia, dome of the rock.

“Di sinilah ikon pemersatu umat ini. Di mana pun umat berada di timur dan barat, jika melihat ikon ini, akan bersatu” katanya.

Sebagai kesimpulan, Imaamul Muslimin yang juga sekaligus pembina AWG menyebutkan bahwa persatuan itu fitrah manusia.

“Kami anjurkan umat muslim dunia untuk bersatu karena Al-Aqsha butuh persatuan umat Islam”, katanya sembari mencontohkan masa-masa pembebasan Al Aqsha oleh Umar bin Khattab dan Salahudin Al Ayubi yang akhirnya terwujud setelah ada persatuan di dalam masyarakatnya. (RA)